Depok – suaradepok.com
Jagat media sosial dihebohkan dengan video tentang kegagalan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok mengelola Persatuan Sepakbola Kota Depok (Persikad).
Video itu tersebar luas menyusul pernyataan Calon Wakil Wali Kota Depok nomor urut dua, Chandra Rahmansyah yang menyebut Kota Depok tidak memiliki klub sepakbola kebanggaan masyarakat.
Apa yang dikatakan Chandra Rahmansyah pun mendapat sorotan tajam dari manager Persikad 1999, Cahyo Putranto Budiman yang menyebut Chandra asal-asalan dalam berstatemen.
“Saya putar otak ngurus klub sepakbola biar jadi kebanggaan warga Depok, itu Chandra enak bener bilang Depok ga punya klub kebanggaan. Dia udah berbuat apa untuk klub bola di Depok?,” kata Cahyo Geram.
Cahyo lantas menyinggung seberapa besar pengetahuan Chandra Rahmansyah tentang peraturan dalam sepakbola yang ada di Indonesia dibawah naungan PSSI.
“Pasti Chandra tidak kalau klub sepakbola tidak diperkenankan menggunakan APBD. Dia juga pasti ga paham cara menghasilkan klub yang bagus salah satunya adalah dengan adanya stadion yang layak, sehingga mampu menarik investor masuk,” ujar Cahyo.
“Nih saya kasih tau biar ga asal ngomong yaa. Depok punya banyak klub sepakbola kebanggaan, ada Dejan Fc (skrg main di Liga 2), ada Persipu dan Depok city (skrg main di liga 3), ada Persikad 1999 dan Depok United (skrg main di Liga 3 seri 2). Semua klub itu kebanggaan buat pendukungnya, itu warga Depok!,” papar Cahyo.
DPD Golkar Kota Depok, mendengar Partai koalisinya di Pilkada Depok mendapat serangan pun bereaksi. Melalui keterangan Sekretaris DPD nya, Golkar menyebut video yang tersebar itu merupakan salah satu cara mendowngrade paslon Imam-Ririn di Pilkada Depok.
Sekretaris DPD Golkar Kota Depok, Dindin Safrudin mengatakan hilangnya klub kebanggaan Kota Depok masa lalu itu akibat adanya oknum pengurus Persikad yang telah tega menjual klub kepada daerah lain.
“Saya banyak mendapat informasi bahwa oknum didalam tenggelamnya klub Persikad itu adalah Adi Gunaya, manager Persikad di eranya kepemimpinan Nurmahmudi Ismail-Yuyun Wirasaputra,” kata Dindin kepada wartawan, Selasa (19/11/2024).
Dindin Safrydin juga menyebut Adi Gunaya atau yang biasa disapa Adi Kumis merupakan orang yang paling bertanggung-jawab atas tenggelamnya Persikad Kota Depok.
“Bahkan pak Yuyun banyak disebut merupakan korban dari ‘keliahaian’ Adi Kumis dalam mengelola persikad,” tambahnya.
Dindin juga menyayangkan pihak-pihak yang kembali menggali memori tentang runtuhnya klub kebanggaan warga Depok tersebut. Terutama dari pendukung Paslon SS-Chandra.
“Ingat saja, Persikad itu jatuh di tangan Adi Kumis yang sekarang jadi Timses Supian Suri – Chandra Rahmansyah,” imbuhnya.
Dindin juga menyindir Supian Suri yang kini lebih peduli terhadap sepakbola di Kota Depok. Menurutnya, kepedulian SS akan klub sepak bola di Depok sudah terlambat.
“Harusnya ketika jadi Sekda Kota Depok, carikan CSR untuk klub yang ada disini agar bisa berkembang, kan sekarang aturannya klub tidak bisa menggunakan APBD,” pungkasnya. (Wahyu gondrong)