DEPOK | suaradepok.com
Rencana pembangunan Flyover (FO) Margonda di Kota Depok terus menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Wakil Ketua Bidang Transportasi DPD KNPI Kota Depok periode 2025-2029, Fiqih Nurshalat, turut angkat bicara mengenai polemik yang ada. Ia mempertanyakan urgensi proyek tersebut di tengah tekanan fiskal dan berbagai permasalahan lain yang dihadapi Kota Depok.
Fiqih menyarankan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tidak reaktif terhadap kritik yang dilontarkan oleh berbagai pihak terkait rencana pembangunan flyover.
“Semakin panik, justru semakin memperlihatkan ketidaksiapan Pemkot dalam melaksanakan proyek berskala besar ini,” ujarnya usai pelantikan di Gedung Pemkot Depok, Jalan Margonda, Kamis (20/11/2025).
Menurutnya, sikap kritis Ketua Komisi C DPRD Depok, Hengky, adalah hal yang wajar sebagai bentuk kehati-hatian dalam mengemban amanah sebagai wakil rakyat.
“Jabatan Ketua Komisi C yang membidangi pembangunan akan menjadi sorotan utama jika ada masalah dalam proyek ini. Oleh karena itu, wajar jika mereka meminta penjelasan yang detail,” jelas Fiqih.
Lebih lanjut, Fiqih mempertanyakan kebijakan Pemkot Depok yang memilih opsi pinjaman daerah di tengah kondisi keuangan yang sulit, terutama setelah Transfer Ke Daerah (TKD) sebesar Rp 243 Miliar dihentikan oleh Menteri Keuangan.
“Banyak janji kampanye wali kota yang membutuhkan biaya besar. Ini seperti jauh panggang dari api, apalagi dengan dana hibah yang juga akan dikeluarkan pada tahun yang sama,” imbuh bapak berkepala plontos tersebut.
Tak hanya itu, Fiqih juga menyoroti urgensi pembangunan FO Margonda dan efektivitasnya dalam mengatasi kemacetan. Ia juga menyoroti potensi kejanggalan dalam proses peminjaman dana ke PT. SMI.
“Siapa yang akan diuntungkan jika pinjaman ini dicairkan? Kami tidak menolak pembangunan, tapi mempertanyakan skema pembiayaannya,” tegasnya.
Sementara itu, menanggapi berbagai pertanyaan tersebut, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Depok, Dadang Wihana, menjelaskan bahwa perencanaan pembangunan Flyover Margonda telah melalui kajian teknis dan finansial yang komprehensif. Ia menegaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari program strategis Pemkot Depok untuk mengurai kemacetan di pusat kota.
Dadang menjelaskan bahwa kondisi Jalan Margonda saat ini berada pada Level of Service Grade E, yang menunjukkan tingkat kemacetan yang parah, terutama di akhir pekan. Peningkatan kapasitas jalan melalui pembangunan flyover dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi kemacetan di simpang Juanda.
Pembangunan Flyover Margonda memang bertujuan untuk mengatasi kemacetan di Depok, namun berbagai pertanyaan terkait urgensi, efektivitas, dan skema pembiayaannya perlu dijawab secara transparan. Diharapkan, Pemkot Depok dapat memberikan penjelasan yang komprehensif kepada masyarakat terkait proyek ini.(LL/Gubul)











