Depok – suaradepok.com
Ketua Forum Peduli pendidikan (For pendik) Kota Depok, Mulyadi Pranowo meminta masyarakat serius dalam menentukan Pasangan Calon Walikota Depok dan Calon Waki Walikota Depok di Pilkada Serentak 2024.
Mulyadi mengatakan, pilihlah calon pemimpin yang terbaik. Masyarakat jangan mencoba-coba dalam menentukan pilihan di pesta demokrasi lima tahun ini. Paling sederhana saja, masyarakat Depok harus melihat latar belakang keluarga dari calon kepala daerah tersebut.
“Latar belakang semua calon itu penting, baik latar belakang anak, istri maupun keluarganya, karena kita akan melihat tokoh pemimpin kita salah satunya dari keluarganya. Banyak tokoh hebat tentu keluarga sangat mendukung dan juga istrinya mendukung. Maka saya menganggap latar belakang keluarga itu sangat penting untuk masyarakat Depok ketahui,” kata Mulyadi pada wartawan, Jumat (15/11/2024).
Mendengar istri Calon Wakil Walikota Depok nomor urut 2 Chandra Rahmansyah yaitu Lina Novita yang pernah membela Alexis Hotel ketika menjabat Public Relationship Hotel Alexis. Sontak mimik mukanya Mulyadi menjadi terkejut. Hal itu dikarenakan sudah menjadi rahasia umum kalau Alexis Hotel ditutup Gubernur Jakarta terkait praktik prostitusi.
Mulyadi juga menjelaskan, pekerjaan yang baik itu adalah pekerjaan yang halal, bukan bekerja yang secara langsung atau tidak langsung malah membela praktik prostitusi yang sudah terbukti gamblang menjadi musuh masyarakat Indonesia.
“Nah kalau kita bekerja ditempat yang tanda kutip ya di nilai masyarakat tidak bagus, yaa jangan kerja disitu. Lebih baik kita cari kerja yang menghasilkan pendapatan yang lebih baik dan halal. Saya rasa itu penting ya,” ucap Muyadi.
Pria yang juga berprofesi sebagai Dosen mata kuliah Management Startategic di Universitas Swasta Jakarta ini mengungkapkan, membela pekerjaan yang sudah jelas dilarang dalam Undang Undang Dasar itu adalah tindakan salah.
“Tempat-tempat yang seharusnya tidak ada, misalkan tempat mesum karena kemudian dalam peraturan perundangan tidak diperbolehkan namun malah membela itu salah. Kalau membela itu yang benar dan aturannya ada dalam peraturan perundangan, kalau itu kita bela ya tidak salah. Kalau tetap membela yang salah itu masyarakat sudah tidak suka, aturan tidak, ya jangan dibela,” tutur Mulyadi.
Lebih dalam Mulyadi menjelaskan, kalau Kota Depok itu dijuluki kota yang religius, artinya masyarakat Depok sangat taat dan dekat dengan Tuhan. Hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama sebaiknya jangan dilakukan.
“Depok kalau bisa harus bersih dari hal yang melanggar ajaran agama, apalagi anak didik kita jangan sampai terjerumus ke arah yang tidak baik. Anak-anak didik kita harus diberikan pendidikan yang bagus dan baik. Apalagi sekarang pemerintah konsen membangun generasi penerus yang baik, kita bangun lagi ke anak-anak kita budaya sopan santun dan ramah tamah,” ujar Mulyadi.
Mulyadi menambahkan, masyarakat Depok bisa memilih pemimpin terbaik dengan melihat sejumlah faktor, seperti rekam jejak, program yang realistis yang ditawarkan ke masyarakat, hingga pengalamannya.
“Ada calon yang banyak teori-teori, sedangkan dia sendiri belum melaksanakan. Untuk mengucapkan teori kan lebih mudah tapi kalau bicara eksekusi itu tidak mudah. Seperti ada seorang birokrat yang mencalonkan maju di Pilkada, seolah-olah semuanya bisa dilakukan. Namun secara teori memang kemungkinan bisa dilakukan tapi belum tentu secara eksekusinya. Padahal pemimpin yang baik itu bagaimana ia mengeksekusi,” jelas Mulyadi.
Mulyadi mengharapkan kepada masyarakat Kota Depok untuk cerdas dalam memilih Pasangan Calon Walikota Depok dan Calon Wakil Walikota Depok di Pilkada 2024 ini.
“Orang cerdas akan memilih calon pemimpin yang cerdas. Itu pesan saya kepada masyarakat Depok,” pungkas Mulyadi. (Wahyu gondrong)