BerandaBerita TerkiniLestarikan Budaya Lewat Digital, PKB Siapkan Pelatihan Produksi Konten

Lestarikan Budaya Lewat Digital, PKB Siapkan Pelatihan Produksi Konten

 

 

BEJI | suaradepok.com

Dalam kegiatan Dewan Menyapa Warga Berbasis Budaya, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat M. Faizin menggaungkan digitalisasi budaya sebagai strategi untuk menjaga akar tradisi di tengah perkembangan teknologi. Pada Jumat (5/12) di Taman Pemuda Pratama, Tanah Baru, Beji, Depok.

Ia menegaskan bahwa Jawa Barat membutuhkan penguatan budaya sebagai fondasi karakter masyarakat, mengingat bidang ini terlalu lama tidak menjadi prioritas pembangunan.

“Budaya harus diaktifkan kembali karena ia adalah akar masyarakat. Tanpa akar budaya, seseorang bisa kehilangan jati diri,” ujar Faizin.

Ia menyoroti tantangan generasi muda yang semakin dekat dengan game online, gawai, dan ruang virtual, sehingga tradisi harus dibawa ke dunia digital agar tetap relevan dan bersaing di tengah globalisasi.

“Anak-anak hari ini hidup di dunia digital. Maka budaya juga harus hadir di sana,” tegasnya politisi berkepala plontos tersebut.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, M. Faizin. SE. saat memberikan sambutan. (Gubul)

Faizin menjelaskan bahwa pelestarian budaya tidak lagi hanya bergantung pada acara luring seperti hajatan. Ia mendorong pelaku seni dan sanggar tradisional untuk membuat konten digital, tampil di platform daring, dan memanfaatkan waktu di luar pertunjukan.

“Model tradisi kita, dari palang pintu hingga pencak silat, jika ditampilkan secara konsisten di platform digital dapat ditonton jutaan orang dari seluruh dunia,” katanya.

Sebagai langkah konkret, PKB menyediakan pelatihan pemasaran digital dan produksi konten untuk membantu pelaku budaya beradaptasi. DPRD Jawa Barat bersama pemerintah provinsi juga berkomitmen mendorong revitalisasi budaya melalui kolaborasi dengan kota dan kabupaten, dengan harapan Depok mengembangkan program serupa agar budaya menjadi bagian dari visi pembangunan kota.

Faizin menambahkan bahwa fokus provinsi hingga 2026 masih pada infrastruktur utama (jalan, jembatan), dan setelah itu akan fokus pada sektor lain termasuk budaya. “Kami ingin Depok, Bekasi, dan kota lain bergerak bersama,” tuturnya.

Selain itu, digitalisasi budaya dianggap sebagai peluang ekonomi baru.

“Banyak anak muda sekarang dapat menghasilkan uang hanya dari memotong video atau membuat konten. Bayangkan jika konten itu berasal dari budaya kita sendiri,” katanya.

Sebagai penutup, Faizin menegaskan bahwa digitalisasi adalah masa depan dan warisan untuk anak cucu atau generasi mendatang.

“Jika budaya kita tidak hadir di ruang digital, ia akan hilang dari percakapan generasi mendatang. Kita ingin budaya tidak hanya diwariskan, tetapi juga dikembangkan dan memperluasnya,” tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Depok, Siswanto menekankan pentingnya penguatan program pelestarian budaya di tengah arus urbanisasi yang membawa beragam kultur ke Depok. Ia menegaskan bahwa identitas budaya lokal harus diperkuat agar tidak tergerus dan tetap menjadi fondasi etika masyarakat.

Fraksi PKB secara konsisten telah mendorong Dinas Kearsipan dan Kebudayaan untuk lebih serius mengembangkan budaya Depok. Salah satu usulan yang pernah diajukan ialah konsep “Depok Tempo Dulu” sebagai ikon budaya, meskipun belum terealisasi karena perbedaan semangat di internal dewan dan alokasi anggaran yang tidak optimal.

“Kami bersyukur inisiatif provinsi mendorong kita untuk memperkuat sektor kebudayaan, meskipun sosialisasinya belum semasif,” ujarnya.

Siswanto menjelaskan bahwa tantangan di Depok lebih kompleks karena karakter kota urban yang menerima banyak pengaruh luar, membuat semangat mempertahankan budaya asli hanya kuat di kalangan warga lokal lama.

Ia mengusulkan survei untuk mengetahui budaya Depok yang paling menonjol, dan mencontohkan tradisi palang pintu dan busana batik sebagai bagian dari adab masyarakat.

“Masyarakat urban juga perlu menghormati budaya tempat tinggal, seperti wisatawan asing menghormati adat,” katanya.

PKB akan terus mendorong penguatan anggaran untuk program pelestarian budaya agar tidak seperti rambut yang terputus dari akarnya.

Ia mengajak seluruh anggota DPRD memiliki semangat yang sama, dan menekankan pentingnya memfasilitasi budaya luar tanpa menghilangkan identitas Depok.

“Depok bisa tumbuh sebagai kota multikultur yang tetap berakar kuat pada nilai-nilainya dengan langkah kolektif,” tutupnya. (Guntur Bulan)

spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img