BerandaBerita TerkiniKorban Pelecehan Bertambah, Oknum Ketua Katar Mampang Masih Berkeliaran

Korban Pelecehan Bertambah, Oknum Ketua Katar Mampang Masih Berkeliaran

Pancoran Mas | DEPOK

Kasus pelecehan verbal yang diduga dilakukan oleh Andi Widyan, oknum Ketua Karang Taruna (Katar) Kelurahan Mampang, Pancoran Mas, terus bergulir. Setelah MTA, kini seorang warga Mampang berinisial IT juga mengaku menjadi korban.

IT mengungkapkan bahwa dirinya pernah dirayu oleh pelaku untuk melakukan tindakan tidak senonoh. “Saya juga pernah diperlakukan seperti itu sama Bang Bendil. Dia merayu-rayu saya, meminta hal-hal yang berbau seksual,” ujar ibu dua anak tersebut pada Senin malam (3 November 2025).

Menurut pengakuan IT, Ketua Katar Mampang yang akrab disapa Bendil tersebut seringkali melontarkan kata-kata mesra dan melakukan cat calling atau pelecehan melalui seluler. Pengakuan ini menambah daftar panjang korban pelecehan verbal yang diduga dilakukan oleh Andi Widyan, yang juga bekerja di Dinas Sosial Kota Depok dalam penyaluran Bantuan Sosial.

Ahmad, paman IT yang juga kerabat dari suami MTA, membenarkan perilaku Ketua Katar Mampang tersebut. “Iya, kalau diperlukan nanti saya ajak ibu-ibu lainnya yang sempat mengalami hal serupa akibat ulah mesum pelaku,” tegas Ahmad.

Sebelumnya, Seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial MTA di Kelurahan Mampang, Pancoran Mas, Depok, melaporkan dugaan tindakan pelecehan yang dilakukan oleh seorang oknum Ketua Karang Taruna (Katar) bernama Andi Widyan.

Menurut pengakuan MTA, insiden tersebut terjadi pada Minggu, 2 November 2025, ketika kediamannya di RW 14 dalam keadaan sepi. MTA menuturkan bahwa Andi Widyan menghubunginya dengan alasan hendak melakukan survei penerima bantuan pemerintah seperti BLT. Namun, alih-alih melakukan survei, Andi justru menanyakan perihal keberadaan suaminya.

“Awalnya biasa saja, hanya tanya suami saya kerja jam berapa. Saya jawab masuk pagi pulang malam,” ujar MTA.

MTA melanjutkan, Andi Widyan datang seorang diri ke rumahnya, meninggalkan rekannya yang juga merupakan tim survei DTKS di lokasi lain yang masih berada di sekitar rumahnya.

“Saya tidak curiga dan menerima Andi Widyan di rumah. Katanya mau survei, tapi anehnya pembicaraannya malah menjurus ke arah yang tidak senonoh,” ungkapnya.

MTA menjelaskan bahwa Andi Widyan sempat meminta dirinya untuk menutup pintu kamar yang saat itu sedang ditempati oleh anak MTA yang berusia 5 tahun dan keponakannya yang berusia 10 tahun. Dari situlah, Andi Widyan mulai melontarkan kode-kode yang mengarah pada hal-hal seksual.

“Saya tawarkan kopi, dia malah bilang maunya ‘susu kamu saja’. Saya jawab ada susu basi anak saya,” kata MTA.

Andi Widyan kemudian mengajak MTA ke kamar mandi dan memintanya untuk menutup pintu.

“Di kamar mandi itu dia jelas-jelas meminta saya untuk melayani hubungan seksual. Saya langsung keluar sambil menangis dan berusaha lari, tapi pinggang saya sempat dipegang oleh pelaku,” Isaknya sambil mengusap air mata. (Guntur Bulan)

spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img