Depok – suaradepok.com
Sekolah Dasar Negeri Pondok Cina 1 atau Pocin 1 kembali menyita perhatian publik, terutama setelah adanya perbedaan pendapat antara Fraksi PKS dengan Gerindra di DPRD Kota Depok.
Perbedaan pendapat antara PKS dengan Gerindra tentang alih fungsi eks SDN Pondok Cina 1 itu bahkan sempat memanas.
Fraksi PKS yang tidak setuju SDN Pondok Cina 1 diubah menjadi sekolah untuk anak berkebutuhan khusus atau ABK mendapat perlawanan dari semua Fraksi di DPRD Depok. Selain Fraksi Gerindra, disambut juga fraksi lainnya seperti Fraksi PDI-P, Golkar bahkan gabungan Demokrat, PPP dan PSI.
Terbaru, Anggota DPRD Depok Fraksi PKS Bambang Sutopo membenarkan bahwa anggaran Bantuan Provinsi (Banprov) Jabar untuk pembangunan Masjid Margonda pada lahan eks SDN Pondok Cina 1 senilai 20 M akan dialihkan utk perencanaan/DED Pembangunan Gedung sekolah ABK dan sarananya.
Usulan itu dikatakan Bambang Sutopo masuk dalam usulan rencana anggaran Perubahan pada Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Depok tahun anggaran 2025.
Cahyo Putranto Budiman, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Lokomotif dan Pembangunan ikut memberikan komentar. Pria berkacamata tersebut menduga Wali Kota Depok seperti sedang membuat “pagar betis” kepada PKS Kota Depok.
Cahyo bersaksi bahwa Wali Kota Depok, Supian Suri mengetahui secara pasti bahwa eks SDN Pondok Cina 1 akan dibangun masjid. Namun kata dia, saat itu Supian yang sudah ditetapkan menjadi Wali Kota Depok meng’hide’ Detail Engineering Design atau DED nya.
“Saya pastikan pak wali kota tau DED nya untuk masjid. Namun di hide karena minta direvisi agar terdapat bagian untuk UMKM,” kata Cahyo kepada wartawan, Rabu (21/5/2025).
Cahyo juga mengatakan saat itu pembangunan Masjid di eks SDN Pondok Cina 1 telah mendapat banyak dukungan, namun terhambat karena adanya penolakan warga sekitar yang diduga diorganisir sejumlah oknum.
Cahyo menduga peralihan bantuan provinsi (Banprov) dari anggaran yang sebelumnya untuk pembangunan masjid menjadi sekolah anak berkebutuhan khusus merupakan upaya Wali Kota Depok membuat “pagar betis” kepada PKS.
“Saya menduga langkah itu merupakan cara pak wali kota membuat pagar betis tanda petik kepada PKS, itu dugaan saya ya. Karena sebetulnya saya yakin betul wali kota tahu yang sebenarnya,” terang Cahyo.
Dikatakan Cahyo, pada akhirnya beda pendapat yang terjadi pada permasalahan eks SDN Pondok Cina 1 hanyalah tentang Logistik. Ia berharap PKS segera menyadarinya dan membuat langkah antisipasi untuk kelanjutannya.
“Perlahan Logistik PKS mulai ditekan. Semoga PKS lekas menyadarinya,” pungkas Cahyo (Wahyu gondrong)