Depok – suaradepok.com
Sejumlah warga dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Depok menyampaikan kekecewaannya terhadap panitia penyelenggara acara Lebaran Depok 2025 yang berlangsung di Alun-alun Kota Depok selama empat hari hingga Sabtu malam lalu.
Pasalnya, biaya sewa tenda yang dikenakan kepada peserta UMKM yang tidak berada di bawah binaan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) maupun Dinas Koperasi dan UMKM (DKUM) Kota Depok dinilai terlalu tinggi, yaitu berkisar antara Rp750.000 hingga Rp1.500.000 untuk ukuran stand 2×2 meter.
Selain harga yang dianggap memberatkan, posisi dan fasilitas tenda pun dipermasalahkan. Dalam praktiknya, satu tenda bahkan bisa diisi oleh satu hingga dua pedagang, sehingga tidak memberikan kenyamanan maupun keuntungan maksimal bagi pelaku usaha yang telah membayar.
RK, salah satu pelaku UMKM asal Kecamatan Cilodong, mengaku mengalami kerugian selama empat hari berdagang di acara tersebut. Ia menyebut awalnya panitia menawarkan harga sewa tenda sebesar Rp175.000 hingga Rp200.000, namun kenyataannya saat di lokasi, ia diminta membayar Rp700.000 untuk empat hari.
“Kami merasa sangat dirugikan. Jumlah pengunjung tidak sebanding dengan banyaknya stand yang disediakan, baik yang gratis maupun berbayar. Dalam satu stand bisa ada dua pedagang, tapi pembelinya tidak sampai ribuan. Jangankan untung, balik modal pun belum,” ujarnya kepada media pada Selasa (20/05/2025).
RK bersama komunitas ibu-ibu UMKM berharap Pemerintah Kota Depok, khususnya di bawah kepemimpinan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah, bisa melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan acara seperti ini. Mereka meminta agar panitia ke depan lebih selektif dalam menata pelaku usaha dan lebih transparan dalam hal biaya serta pembagian fasilitas.
“Acara seperti ini seharusnya jadi wadah bagi UMKM berkembang, bukan malah membuat kami rugi dan kecewa,” tutup RK (Wahyu gondrong)