Pancoran Mas | suaradepok.com
Upaya mediasi yang dilakukan oleh Lurah Mampang terkait kasus dugaan pelecehan verbal yang dilakukan oleh seorang oknum Ketua Karang Taruna (Katar) di Depok, Jawa Barat, justru mengungkap fakta baru yang mengejutkan. Alih-alih menyelesaikan masalah, muncul korban lain yang mengaku mengalami perlakuan serupa.
Kasus ini bermula dari laporan seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial MTA, warga Kelurahan Mampang, Pancoran Mas, Depok, yang mengaku menjadi korban pelecehan oleh Ketua Katar bernama Andi Widyan. MTA menceritakan kejadian yang dialaminya pada Minggu, 2 November 2025, saat rumahnya sepi. Andi Widyan datang dengan alasan survei penerima bantuan pemerintah seperti BLT, namun malah menanyakan hal-hal pribadi yang tidak senonoh.
“Awalnya biasa saja, hanya tanya suami saya kerja jam berapa. Saya jawab masuk pagi pulang malam,” ujar MTA. Namun, pembicaraan kemudian menjurus ke arah yang tidak pantas, termasuk permintaan yang mengarah pada hubungan seksual.
MTA menuturkan bahwa Andi Widyan sempat meminta dirinya untuk menutup pintu kamar yang saat itu sedang ditempati oleh anak MTA yang berusia 5 tahun dan keponakannya yang berusia 10 tahun. Dari situlah, Andi Widyan mulai melontarkan kode-kode yang mengarah pada hal-hal seksual.
“Saya tawarkan kopi, dia malah bilang maunya ‘susu kamu saja’. Saya jawab ada susu basi anak saya,” kata MTA. Andi Widyan kemudian mengajak MTA ke kamar mandi dan memintanya untuk menutup pintu.
“Di kamar mandi itu dia jelas-jelas meminta saya untuk melayani hubungan seksual. Saya langsung keluar sambil menangis dan berusaha lari, tapi pinggang saya sempat dipegang oleh pelaku,” isaknya.
Andi Widyan sendiri telah mengakui perbuatannya saat pertemuan dengan keluarga korban yang didampingi oleh Lurah Mampang, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Ketua RW setempat pada Senin, 3 November 2025. Lurah Mampang, Darmawansyah, berharap masalah ini tidak berlanjut ke ranah hukum yang lebih tinggi.
Namun, upaya mediasi ini justru membuka tabir baru. Seorang warga Mampang berinisial IT mengaku menjadi korban lain dari dugaan pelecehan yang dilakukan oleh Andi Widyan.
“Saya juga pernah diperlakukan seperti itu sama Bang Bendil. Dia merayu-rayu saya, meminta hal-hal yang berbau seksual,” ujar IT, yang juga seorang ibu dua anak.
IT mengungkapkan bahwa Andi Widyan, yang akrab disapa Bendil, sering melontarkan kata-kata mesra dan melakukan cat calling melalui seluler. Pengakuan ini menambah daftar panjang dugaan pelecehan verbal yang dilakukan oleh Andi Widyan, yang juga bekerja di Dinas Sosial Kota Depok dalam penyaluran bantuan sosial.
Paman IT, Ahmad, yang juga kerabat dari suami MTA, membenarkan perilaku Andi Widyan.
“Iya, kalau diperlukan nanti saya ajak ibu-ibu lainnya yang sempat mengalami hal serupa akibat ulah mesum pelaku,” tegas Ahmad.
Kasus ini menjadi perhatian serius di lingkungan Kelurahan Mampang. Warga berharap pihak berwenang dapat mengambil tindakan tegas terhadap pelaku, serta memberikan perlindungan dan pendampingan bagi para korban. (Anton/Luki/Guntur)











